Anti Teknologi Pendidikan Dalam Pembelajaran

Oleh Helmi, S.Pd.Ind


Dikutip dari Jurnal UNESCO "Teknologi Pendidikan untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran" memperoleh data yang menarik bahwa terdapat kelompok guru diberbagai negara masih anti-teknologi ICT (Information and Communication Technology) dalam melaksanakan proses pembelajaran. Kelompok ini memiliki beberapa karakteristik yaitu :


1. Penolakan terhadap perubahan teknologi.

2. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan teknologi.

3. Skeptis terhadap manfaat teknologi dalam pendidikan.

4. Preferensi metode pembelajaran tradisional.

5. Kurangnya motivasi untuk mengembangkan diri.


Dampak kualitas pendidikan akibat guru yang anti-IT (Teknologi Informasi) dapat berupa:


A. Dampak Langsung

1. Keterlambatan pemahaman teknologi: Siswa tidak memperoleh pengetahuan dan keterampilan teknologi yang memadai.

2. Kurangnya kemampuan digital: Siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan digital yang dibutuhkan di era digital.

3. Keterbatasan akses informasi: Siswa tidak dapat mengakses informasi yang luas dan akurat.

4. Kurangnya interaksi dan kolaborasi: Siswa tidak dapat berinteraksi dan berkolaborasi efektif dengan teman dan guru.


B. Dampak Jangka Panjang

1. Ketertinggalan dalam persaingan global: Siswa tidak siap menghadapi persaingan global yang membutuhkan keterampilan digital.

2. Kurangnya daya saing: Lulusan tidak memiliki daya saing yang tinggi di pasar kerja.

3. Keterlambatan inovasi: Siswa tidak dapat mengembangkan ide dan inovasi yang memanfaatkan teknologi.

4. Ketergantungan pada metode lama: Pendidikan tidak dapat berkembang dan berinovasi.


C. Dampak pada Guru

1. Keterlambatan profesionalisme: Guru tidak dapat mengembangkan kemampuan profesional.

2. Kurangnya motivasi: Guru merasa tidak termotivasi untuk mengembangkan diri.

3. Keterbatasan sumber daya: Guru tidak dapat mengakses sumber daya pembelajaran yang memadai.


D. Solusi

1. Pelatihan teknologi untuk guru.

2. Pengembangan kurikulum yang integritas teknologi.

3. Penyediaan infrastruktur teknologi memadai.

4. Mendorong kolaborasi antara guru dan siswa.

5. Mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran.

6. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya teknologi dalam pendidikan.

7. Mengembangkan program pendidikan digital.


E. Strategi Mengatasi Guru Anti-IT

1. Komunikasi efektif: Berdiskusi dengan guru tentang pentingnya teknologi.

2. Pelatihan dan pendampingan: Memberikan pelatihan dan pendampingan teknologi.

3. Mengembangkan komunitas: Membuat komunitas guru yang mendukung penggunaan teknologi.

4. Mengakui dan menghargai: Mengakui dan menghargai upaya guru dalam mengembangkan kemampuan teknologi.

5. Membuat kebijakan: Membuat kebijakan yang mendukung penggunaan teknologi dalam pendidikan.


F. Rekomendasi


1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan harus meningkatkan dukungan teknologi.

2. Sekolah berupaya menyediakan fasilitas teknologi memadai.

3. Guru harus proaktif dalam mengembangkan keterampilan teknologi.

4. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya teknologi dalam pendidikan.


Sumber :

1. Jurnal Pendidikan dan Teknologi Indonesia (JPTI).

2. Badan Pusat Statistik (2019).

3. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017).

4. UNESCO: "Teknologi Pendidikan untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran".

Lebih baru Lebih lama