Pengertian Adab dari Berbagai Perspektif

Oleh Helmi, S. Pd. Ind


1. Adab dalam Perspektif Bahasa (Linguistik)


Secara etimologis, kata "adab" berasal dari bahasa Arab (adaba) yang berarti tata krama, sopan santun, atau kebiasaan yang baik. 

Dalam bahasa Melayu dan Indonesia, adab diartikan sebagai kesopanan, budi pekerti, atau perilaku yang baik sesuai norma.  


Pendapat Ahli :


- Ibnu Manzur dalam kitab Lisan al-Arab menyatakan bahwa adab mencakup segala bentuk kebiasaan baik yang diajarkan oleh akal dan syariat.  


2. Adab dalam Islam (Studi Islam & Teologi)


Dalam Islam, adab tidak hanya mencakup sopan santun, tetapi juga ketaatan kepada Allah dan Rasul, serta menghormati sesama makhluk.  


Pendapat Ahli : 

 

- Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa adab adalah menjaga batasan-batasan syariat dan akhlak mulia dalam segala aspek kehidupan.


- Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menyebut adab sebagai "tanda kesempurnaan iman" karena mencerminkan ketaatan dan penghormatan kepada Allah dan manusia.  


3. Adab dalam Filsafat


Filsafat memandang adab sebagai bagian dari etika (moral philosophy) yang berkaitan dengan nilai-nilai kebaikan, kejujuran, dan tanggung jawab sosial.  


Pendapat Ahli :


- Al-Farabi (filsuf Muslim) menyatakan bahwa adab adalah jalan untuk mencapai kebahagiaan (eudaimonia) melalui perilaku terpuji.


- Confucius (filsuf Cina) menekankan "Li" (ritual dan tata krama) sebagai fondasi keharmonisan sosial.  


4. Adab dalam Psikologi


Psikologi memandang adab sebagai bagian dari perkembangan moral (Kohlberg) dan kecerdasan emosional (Goleman).  


Pendapat Ahli :  

- Lawrence Kohlberg (psikolog perkembangan) menjelaskan bahwa adab berkaitan dengan tahap-tahap moral manusia.

 

- Daniel Goleman (ahli EQ) menyebut bahwa adab mencerminkan kemampuan mengelola emosi dan berinteraksi dengan baik.  


5. Adab dalam Pendidikan

 

Dalam pendidikan, adab dianggap sebagai dasar sebelum ilmu. Tanpa adab, ilmu bisa disalahgunakan.  


Pendapat Ahli :

- Syed Muhammad Naquib Al-Attas (pemikir pendidikan Islam) menegaskan bahwa "Pendidikan adalah penanaman adab."


- Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Indonesia) menekankan pentingnya etika dan budi pekerti dalam pembelajaran.  


6. Adab dalam Sosiologi & Antropologi


Adab dipandang sebagai norma sosial yang membentuk perilaku kolektif dalam masyarakat.  


Pendapat Ahli :


- Emile Durkheim (sosiolog) menyebut adab sebagai bagian dari fakta sosial yang mengatur interaksi manusia.  


- Clifford Geertz (antropolog) melihat adab sebagai bagian dari sistem simbolik budaya.  


Kesimpulan


Adab memiliki makna luas tergantung disiplin ilmu, tetapi secara umum ia mencakup: 


1. Norma perilaku (sopan santun, etika).  

2. Ketaatan spiritual (dalam agama).  

3. Konsep moral-filosofis (kebaikan universal).  

4. Aspek psikologis & sosial (kecerdasan emosional dan norma masyarakat).  


Dengan demikian, adab adalah fondasi peradaban yang mengikat ilmu, agama, dan budaya dalam membentuk manusia berkarakter.  


"Jujur, berkembang dan bahagia"


Referensi :


- Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin,

- Al-Attas, The Concept of Education in Islam,  

- Kohlberg, The Philosophy of Moral Development,

- Geertz, The Interpretation of Cultures.

Lebih baru Lebih lama